Lumenus.id – Kawasan Timur Tengah kembali diterjang badai pasir besar yang membentuk dinding debu raksasa, menyapu wilayah Arab Saudi hingga Yordania. Fenomena cuaca ekstrem ini menimbulkan kekacauan di banyak kota, mengganggu aktivitas harian, mengancam kesehatan, dan memaksa otoritas setempat mengambil langkah darurat. Badai pasir yang terjadi kali ini menjadi salah satu yang paling luas dan intens dalam beberapa tahun terakhir.
Dampak Parah di Wilayah Perkotaan
Badai pasir menyebabkan penurunan visibilitas secara drastis di beberapa kota utama seperti Riyadh dan Amman. Jalan-jalan menjadi sepi karena masyarakat memilih bertahan di dalam rumah. Di Arab Saudi, beberapa jalan tol utama ditutup untuk mencegah kecelakaan, sementara sekolah dan kantor pemerintahan diliburkan sementara waktu.
Di Yordania, dinding debu yang datang dengan kecepatan tinggi membuat warga tidak sempat bersiap. Aktivitas ekonomi menurun tajam karena pelaku usaha kecil tidak bisa membuka toko. Bandara internasional Queen Alia bahkan sempat menunda sejumlah penerbangan akibat visibilitas yang kurang dari 200 meter.
Ancaman Kesehatan yang Meningkat
Paparan partikel pasir halus dari badai ini sangat membahayakan kesehatan, terutama bagi penderita asma, bronkitis, dan penyakit paru-paru kronis lainnya. Rumah sakit di dua negara itu mencatat lonjakan kunjungan darurat akibat keluhan pernapasan, mata merah, dan iritasi tenggorokan.
Kementerian Kesehatan di Arab Saudi dan Yordania mengeluarkan peringatan kesehatan resmi dan membagikan masker secara gratis di fasilitas umum. Warga diminta menutup rapat rumah, memasang kain basah di ventilasi, dan tidak keluar rumah kecuali untuk urusan mendesak.
Mengapa Badai Semakin Sering Terjadi?
Fenomena badai pasir bukanlah hal baru di Timur Tengah. Namun, perubahan iklim dan degradasi lingkungan membuatnya terjadi lebih sering dan dengan dampak yang lebih luas. Kekeringan yang berkepanjangan, suhu permukaan tanah yang semakin tinggi, serta deforestasi turut memperparah kondisi.
Ketika angin kencang bertiup, lapisan tanah yang rapuh dan kering mudah terangkat menjadi debu. Karena kawasan gurun kini semakin luas akibat desertifikasi, sumber pasir yang bisa terbawa angin juga meningkat secara signifikan. Akibatnya, badai pasir seperti ini bisa menjangkau wilayah yang lebih jauh, bahkan hingga perbatasan negara-negara lain di kawasan.
Upaya Pemerintah dalam Menghadapi Krisis
Menanggapi situasi ini, otoritas Arab Saudi dan Yordania mengaktifkan protokol darurat dan pusat informasi cepat. Sistem peringatan dini cuaca digunakan untuk memprediksi arah badai dan memberitahu masyarakat dalam waktu singkat. Lembaga meteorologi nasional juga memperingatkan bahwa badai bisa berlangsung selama dua hingga tiga hari.
Pemerintah kedua negara kini mempertimbangkan program penghijauan kembali kawasan gurun sebagai langkah jangka panjang. Penanaman sabuk hijau di sekitar kota besar menjadi salah satu strategi untuk menghalangi laju pasir yang dibawa angin. Selain itu, edukasi publik tentang perlindungan diri saat badai juga mulai digencarkan melalui media sosial dan penyuluhan langsung.
Tantangan Ekonomi dan Sosial yang Timbul
Badai pasir tak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga berdampak besar pada sektor ekonomi. Biaya kesehatan meningkat, logistik terhambat, dan produktivitas menurun tajam. Di sektor pertanian, badai pasir merusak tanaman dan menghilangkan lapisan tanah subur yang penting untuk produksi pangan lokal.
Masyarakat juga mengalami tekanan psikologis akibat situasi ini. Ketidakpastian cuaca ekstrem dan gangguan pada rutinitas sehari-hari menyebabkan kelelahan mental, terutama di kalangan warga yang tinggal di daerah padat penduduk.
Penutup
Badai pasir yang melanda Arab Saudi dan Yordania menjadi peringatan serius bahwa perubahan iklim sudah mempengaruhi keseharian masyarakat Timur Tengah. Dinding debu yang menyapu wilayah luas ini bukan hanya fenomena alam biasa, melainkan tanda bahwa kawasan gurun tengah menghadapi tantangan lingkungan besar. Perlu kerja sama antarnegara, pendekatan ilmiah, dan kebijakan lingkungan yang tegas untuk mengatasi dan mencegah bencana serupa di masa mendatang.