Kenali Gejala Autisme pada Anak, Tanda-Tanda yang Perlu Diperhatikan Orangtua

Lumenus.id – Autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi cara anak berinteraksi dengan orang lain dan merespons dunia sekitarnya. Meskipun setiap anak dengan autisme memiliki pengalaman yang berbeda, ada beberapa gejala umum yang dapat dikenali oleh orangtua. Kenali tanda-tanda awal autisme pada anak untuk mendapatkan intervensi yang tepat sejak dini. Artikel ini akan mengulas gejala-gejala autisme yang perlu diperhatikan oleh orangtua.

Apa Itu Autisme?

Autisme adalah kondisi perkembangan saraf yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi, berinteraksi sosial, serta menanggapi rangsangan tertentu. Autisme biasanya terdeteksi pada usia dini, terutama sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Penyebab pasti dari autisme masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi faktor genetik dan lingkungan diyakini memainkan peran penting dalam perkembangannya.

Tanda-Tanda Autisme pada Anak yang Perlu Diperhatikan

1. Keterlambatan Bicara atau Tidak Ada Ucapan Sama Sekali

Salah satu gejala autisme yang paling umum adalah keterlambatan dalam perkembangan bicara. Anak-anak dengan autisme sering kali tidak mengucapkan kata pertama mereka pada usia yang sama dengan anak-anak lainnya. Bahkan setelah mulai berbicara, mereka mungkin kesulitan membentuk kalimat atau berbicara dengan lancar. Beberapa anak juga menunjukkan echolalia, yaitu mengulang kata atau kalimat yang didengar tanpa mengerti maknanya.

2. Kesulitan dalam Berinteraksi Sosial

Anak dengan autisme sering kesulitan dalam membangun dan mempertahankan hubungan sosial. Mereka mungkin tidak tertarik untuk bermain dengan teman sebaya, dan cenderung menghindari interaksi sosial. Anak-anak ini juga mungkin tidak melakukan kontak mata, tidak merespon saat dipanggil namanya, atau tidak menunjukkan tanda-tanda empati ketika orang lain merasa sedih atau kesakitan.

Selain itu, mereka bisa menunjukkan ketertarikan lebih pada objek tertentu dan mengabaikan orang di sekitarnya. Anak dengan autisme juga cenderung tidak memahami konsep permainan berpura-pura, seperti bermain dokter-dokteran atau bermain masak-masakan.

3. Perilaku Repetitif atau Kebiasaan Aneh

Perilaku repetitif adalah salah satu ciri khas autisme. Anak dengan autisme sering kali melakukan tindakan yang berulang-ulang, seperti menggoyangkan tubuh, melambaikan tangan, atau menyusun objek secara berulang-ulang. Mereka mungkin juga menunjukkan ketertarikan yang berlebihan pada benda-benda tertentu, seperti roda mobil mainan yang diputar-putar berulang-ulang.

Perubahan rutinitas juga bisa menyebabkan kecemasan atau stres yang berlebihan pada anak-anak ini. Mereka sering merasa tidak nyaman jika ada perubahan dalam jadwal harian atau lingkungan sekitar mereka.

4. Sensitivitas terhadap Stimulus Lingkungan

Anak-anak dengan autisme sering menunjukkan sensitivitas terhadap rangsangan sensori. Mereka mungkin sangat sensitif terhadap suara keras, cahaya terang, atau tekstur tertentu. Sebagai contoh, mereka bisa merasa terganggu atau panik jika mendengar suara keras seperti klakson mobil atau suara mesin vacuum cleaner.

Namun, beberapa anak dengan autisme juga bisa tampak tidak peka terhadap rasa sakit atau suhu. Mereka mungkin tidak menunjukkan reaksi terhadap luka kecil atau suhu dingin yang seharusnya membuat mereka tidak nyaman.

5. Kesulitan dalam Memahami Isyarat Sosial

Anak-anak dengan autisme sering kesulitan dalam membaca isyarat sosial yang bersifat non-verbal, seperti ekspresi wajah, bahasa tubuh, atau nada suara. Mereka mungkin tidak bisa membedakan apakah seseorang sedang marah, sedih, atau senang berdasarkan ekspresi wajah atau intonasi suara.

Mereka juga cenderung tidak merespon secara tepat dalam situasi sosial, misalnya, mereka bisa saja tidak mengerti kapan waktu yang tepat untuk berbicara atau berhenti berbicara dalam percakapan.

Kapan Harus Menghubungi Profesional?

Jika orangtua melihat beberapa tanda-tanda autisme pada anak, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau profesional medis. Semakin dini gejala autisme terdeteksi, semakin besar kemungkinan anak untuk mendapatkan intervensi yang tepat. Beberapa bentuk intervensi yang umum dilakukan antara lain terapi perilaku, terapi bicara, dan terapi okupasi, yang dapat membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi mereka.

Kesimpulan

Mengetahui tanda-tanda gejala autisme pada anak sejak dini sangat penting untuk memberikan dukungan yang sesuai dan memperbaiki kualitas hidup anak. Jika Anda mencurigai anak Anda menunjukkan ciri-ciri autisme, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional medis agar anak dapat mendapatkan diagnosis dan intervensi yang diperlukan. Dengan perhatian yang tepat dan dukungan yang cukup, anak-anak dengan autisme dapat berkembang dan mencapai potensi penuh mereka.