Lumenus.id – Dunia telekomunikasi Indonesia semakin dinamis seiring dengan kebutuhan internet cepat yang terus meningkat. Salah satu langkah strategis yang kini tengah digencarkan adalah refarming spektrum mid-band untuk mendukung pengembangan 5G. Inisiatif ini dinilai sebagai kunci penting dalam menghadirkan konektivitas lebih luas, cepat, dan stabil di masa depan.
Apa Itu Refarming Spektrum Mid-Band?
Refarming spektrum mid-band adalah proses pengalokasian ulang frekuensi yang sebelumnya digunakan untuk layanan lama, seperti 2G atau 3G, agar dapat mendukung layanan 4G dan 5G. Mid-band sendiri mengacu pada spektrum frekuensi sekitar 1 GHz hingga 6 GHz, yang dianggap ideal untuk 5G karena menawarkan kombinasi kecepatan tinggi dan jangkauan yang luas.
Dengan refarming, operator telekomunikasi dapat mengoptimalkan spektrum yang ada tanpa harus menunggu pelelangan spektrum baru, mempercepat adopsi layanan 5G.
Kenapa Mid-Band Sangat Penting untuk 5G?
Mid-band dikenal sebagai “sweet spot” untuk pengembangan 5G. Berbeda dengan low-band yang jangkauannya jauh namun kecepatan rendah, atau high-band (millimeter wave) yang kecepatannya tinggi tapi jangkauannya pendek, mid-band menawarkan keseimbangan terbaik.
Dengan spektrum ini, pengguna bisa menikmati koneksi super cepat tanpa kehilangan stabilitas sinyal, bahkan di wilayah padat penduduk seperti kota-kota besar di Indonesia.
Manfaat Refarming Mid-Band untuk Indonesia
Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh Indonesia dari refarming spektrum mid-band. Pertama, kecepatan internet yang jauh lebih tinggi bisa mendorong pertumbuhan ekonomi digital. Industri seperti e-commerce, fintech, hingga pendidikan online akan mendapat dukungan infrastruktur yang lebih baik.
Kedua, kualitas layanan telekomunikasi akan meningkat secara keseluruhan, mengurangi masalah buffering saat streaming video atau lag saat bermain game online.
Ketiga, refarming ini juga membantu pemerataan akses internet ke daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau.
Tantangan yang Harus Dihadapi
Meskipun potensinya besar, refarming spektrum tidak bisa dilakukan tanpa tantangan. Salah satu kendala utama adalah keberadaan layanan lama yang masih digunakan sebagian masyarakat, seperti 2G di daerah pedesaan.
Operator harus melakukan transisi yang cermat agar tidak mengganggu layanan pengguna lama, sekaligus mempercepat migrasi ke jaringan yang lebih modern.
Selain itu, koordinasi antar operator dan pemerintah juga harus berjalan lancar untuk memastikan efisiensi penggunaan spektrum nasional.
Upaya Pemerintah dan Operator di Indonesia
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mendorong refarming spektrum sebagai bagian dari roadmap transformasi digital nasional. Beberapa operator besar seperti Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, dan XL Axiata juga sudah mulai melakukan refarming pada spektrum yang mereka miliki.
Upaya ini mencakup migrasi pengguna dari jaringan lama ke jaringan 4G atau 5G, serta optimalisasi penggunaan spektrum untuk melayani lebih banyak pengguna dengan kualitas lebih baik.
Kesimpulan
Refarming spektrum mid-band menjadi langkah strategis untuk memajukan layanan 5G di Indonesia. Dengan dukungan semua pihak—pemerintah, operator, dan masyarakat—masa depan konektivitas di Tanah Air tampak semakin cerah. Kecepatan internet yang lebih tinggi, stabilitas jaringan yang lebih baik, dan pemerataan akses digital akan menjadi kunci keberhasilan Indonesia memasuki era 5G sepenuhnya.