Lumenus.id – Setiap orangtua pasti merasa bangga ketika anak-anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, tetapi di sisi lain, ada juga perasaan yang sulit diungkapkan saat anak-anak tersebut meninggalkan rumah untuk memulai kehidupan mereka sendiri. Perasaan kesepian yang ditimbulkan inilah yang dikenal dengan nama emptiness syndrome atau sindrom sarang kosong. Sindrom ini tidak hanya memengaruhi orangtua, tetapi juga dapat mempengaruhi hubungan keluarga secara keseluruhan jika tidak ditangani dengan bijak.
Apa Itu Emptiness Syndrome?
Emptiness syndrome adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan kesepian dan kehilangan yang dialami orangtua setelah anak-anak mereka meninggalkan rumah. Hal ini sering terjadi ketika anak menikah, kuliah di luar kota, atau bekerja di tempat yang jauh. Sindrom ini ditandai dengan perasaan kehilangan peran sebagai pengasuh, kebosanan, dan kesepian yang mendalam.
Pada dasarnya, orangtua merasa bahwa rumah yang sebelumnya penuh dengan aktivitas dan keceriaan kini menjadi sepi. Kehilangan anak dari kehidupan sehari-hari bisa membuat orangtua merasa kehilangan makna hidup. Perasaan ini terkadang datang secara perlahan, namun bisa berkembang menjadi masalah emosional yang serius jika tidak segera ditangani.
Mengapa Orangtua Mengalami Emptiness Syndrome?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan orangtua kesulitan untuk menerima kenyataan bahwa anak telah meninggalkan rumah dan hidup secara mandiri. Beberapa alasan tersebut antara lain:
- Keterikatan emosional yang mendalam: Orangtua yang telah menghabiskan banyak waktu mengasuh anak-anaknya akan merasa sangat terikat secara emosional. Ketika anak meninggalkan rumah, orangtua merasa kehilangan sebagian besar dari diri mereka.
- Kehilangan rutinitas: Anak-anak yang tinggal serumah sering kali menjadi pusat aktivitas. Saat mereka pergi, orangtua merasa kehilangan rutinitas yang sebelumnya mengisi hari-hari mereka.
- Kekhawatiran terhadap masa depan anak: Banyak orangtua yang khawatir dengan kemampuan anak untuk hidup mandiri. Ketakutan terhadap kesejahteraan anak bisa memperburuk perasaan mereka tentang perpisahan.
- Peran sosial yang berkurang: Beberapa orangtua merasa tidak lagi memiliki peran penting dalam kehidupan anak setelah mereka dewasa dan mandiri. Ini bisa membuat mereka merasa tidak lagi dibutuhkan.
Dampak dari Emptiness Syndrome pada Orangtua dan Anak
Jika tidak ditangani dengan baik, sindrom sarang kosong dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi orangtua maupun anak:
- Dampak pada orangtua: Orangtua yang mengalami emptiness syndrome dapat merasakan gejala seperti kesedihan berkepanjangan, kecemasan, kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari, bahkan depresi ringan. Dalam beberapa kasus, perasaan ini bisa mengarah pada gangguan kesehatan mental yang lebih serius.
- Dampak pada anak: Anak yang mengetahui bahwa orangtua mereka merasa kesepian atau terluka bisa merasa terjebak dalam perasaan bersalah. Mereka merasa seolah harus memilih antara menjaga orangtua atau membangun kehidupan mereka sendiri.
Cara Mengatasi Emptiness Syndrome
Mengatasi emptiness syndrome membutuhkan usaha dan komunikasi yang terbuka antara orangtua dan anak. Berikut beberapa langkah yang dapat membantu orangtua menghadapinya:
- Menjaga komunikasi: Salah satu cara terbaik untuk mengurangi kesepian adalah dengan tetap menjaga komunikasi yang teratur. Anak dapat melakukan panggilan telepon, video call, atau mengirim pesan untuk memberi tahu orangtua bahwa mereka masih peduli.
- Bergabung dengan kegiatan sosial: Orangtua bisa mencoba untuk terlibat dalam kegiatan sosial, seperti bergabung dengan kelompok pengajian, klub hobi, atau kegiatan komunitas lainnya. Ini membantu mereka mengisi waktu kosong dan menjalin hubungan baru.
- Mendukung orangtua untuk fokus pada diri sendiri: Mengajak orangtua untuk menemukan hobi baru atau mengejar hal-hal yang mereka cintai sebelum memiliki anak adalah salah satu cara agar mereka merasa lebih berdaya.
- Menunjukkan rasa terima kasih: Anak dapat menunjukkan rasa terima kasih kepada orangtua dengan mengunjungi mereka, merayakan momen penting bersama, atau hanya dengan memberikan perhatian khusus secara teratur.
Peran Anak dalam Menghadapi Emptiness Syndrome
Sebagai anak, sangat penting untuk memahami perasaan orangtua dan memberikan dukungan yang dibutuhkan. Meskipun anak juga memiliki kehidupan baru yang harus dijalani, komunikasi yang baik dan empati kepada orangtua sangat membantu mereka melewati masa transisi ini dengan lebih mudah.
Anak perlu memberi pengertian bahwa meskipun tinggal terpisah, hubungan mereka tetap kuat dan penuh kasih. Penting untuk mengingat bahwa ini adalah perubahan yang positif bagi keduanya, untuk tumbuh dan berkembang dengan cara masing-masing.
Kesimpulan
Emptiness syndrome adalah fenomena yang sering terjadi ketika anak mulai hidup mandiri setelah menikah atau merantau. Orangtua yang merasa kehilangan peran dan kedekatan emosional bisa merasa kesepian dan tertekan. Namun, dengan komunikasi yang baik, dukungan emosional, dan penerimaan terhadap perubahan, sindrom ini bisa diatasi. Menghadapi emptiness syndrome tidak hanya tentang menerima perpisahan, tetapi juga menemukan makna dan kebahagiaan dalam fase kehidupan baru yang dimulai.